TIGA ANUGERAH


Sudah menjadi rahasia umum bahwa mengucap syukur adalah sikap yang sangat erat kaitannya dengan kebahagiaan. Jika anda dan anak anda melakukan latihan bersyukur dengan tekun dan sepenuh hati, niscaya kebahagiaan akan meningkat.

Ketika anda mulai menghitung anugerah ataupun berkat, dan juga memikirkan penyebab dari berkat tersebut, anda akan memahami bahwa segala anugerah yang kita rasakan adalah akibat dari energi dan usaha yang kita lakukan untuk memupuk hubungan dan kejadian-kejadian positif dalam hidup kita. Dengan kata lain, kita menuai apa yang kita tanam.

Cobalah berlatih Tiga Anugerah setiap malam bersama anak anda. Latihan bisa dilakukan dengan tertulis maupun lisan. Tanyakan, 3 hal apa yang terjadi hari ini yang membuat anak dan anda bersyukur dan berterima kasih?  3 hal tersebut bisa hal yang tampaknya sepele (temanku membagi permennya) ataupun besar (Ayah membelikan sepeda).Tanyakan juga, mengapa hal itu terjadi pada anda?

Lakukan latihan ini dengan rutin, rasakan bagaimana perubahan emosi anda dalam menjalani hari anda. Selanjutnya perhatikan juga, ketika anda memilih untuk memfokuskan pikiran pada hal yang positif, maka kejadian-kejadian positifpun makin banyak berdatangan. Cobalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin, minimal 3 hal yang membuat anda bersyukur.

Tiga Anugerah:
  1. Anugerah pertama: ………………….Mengapa hal ini terjadi padaku?
  2. Anugerah kedua:………………………Mengapa hal ini terjadi padaku?
  3. Anugerah ketiga:……………………… Mengapa hal ini terjadi padaku?

Thomas Alva Edison (1847 – 1931)


I have not failed. I've just found 10,000 ways that won't work. –Thomas Alva Edison

Thomas Alva Edison lahir pada 11 Februari 1847 di Milan, Ohio, Amerika Serikat. Ia adalah seorang penemu, ilmuwan dan pengusaha yang banyak menciptakan barang-barang yang sangat mempengaruhi kehidupan di dunia, seperti phonograph, kamera film dan bola lampu modern. 

Di masa kecilnya, prestasi Thomas di sekolah kurang baik karena suka melamun. Ibunya mengeluarkannya dari sekolah dan mengajarinya sendiri di rumah. Di rumah Thomas membaca buku-buku ilmiah dewasa dan mulai mengadakan percobaan-percobaan ilmiah sendiri. 

Pada usia 12 tahun Thomas berjualan koran dan makanan di atas kereta api. Ia juga melakukan percobaan di atas kereta api. Pada suatu hari ia menyebabkan kebakaran ketika melakukan percobaan sehingga seorang petugas kereta api mengusirnya dan membuang semua peralatannya dari atas kereta api.

Kemudian ia bekerja sebagai operator telegraf. Ia berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain. Beberapa tahun kemudian ia menjadi kepala operator telegraf. Ia menemukan mesin telegraf yang dapat mencetak pada pita kertas panjang. Uang hasil penjualan mesin-mesin telegrafnya cukup untuk mendirikan perusahaan sendiri.

Pada tahun 1882 ia memasang lampu-lampu listrik di jalan-jalan dan rumah-rumah sepanjang satu kilometer di kota New York.  Hal ini adalah pertama kalinya di dunia lampu listrik di pakai di jalan-jalan. Sebelumnya penerangan yang dipakai adalah lampu gas. Pada tahun 1890, ia mendirikan perusahaan General Electric.

Thomas memegang 1093 hak paten dari berbagai barang, namun sebenarnya ia juga banyak mengalami kegagalan. Ketika menciptakan bola lampu Thomas mengalami 6000 kali kegagalan.

Ia meninggal pada usianya yang ke-84, pada hari ulang tahun penemuannya yang terkenal, bola lampu modern.

Teka Teki Angka Sudoku

Teka teki adalah aktivitas yang baik untuk anak-anak, karena melatih otak dan membantu meningkatkan penalaran logika. Teka teki juga memberikan sensasi pencapaian. Dan yang lebih penting, it’s fun!

Permainan Sudoku adalah permainan yang berupa kotak-kotak berukuran 9X9 dan dapat dikembangkan menjadi lebih besar atau lebih kecil. Untuk anak-anak terdapat beberapa variasi seperti kotak 4X4 atau 6X6.

Permainan Sudoku 4X4 dimainkan dengan memasukkan angka 1-4 ke dalam kotak dengan peraturan sebagai berikut: setiap baris harus terisi angka 1-4, setiap kolom harus terisi angka 1-4 dan setiap kotak (sel) yang berukuran 2X2 juga harus terisi angka 1-4. 



1




2


3




1

MENGAJARI BALITA ILMU MATEMATIKA

Cinta Matematika diawali dengan pondasi yang kokoh. Usia balita merupakan saat yang ideal untuk membangun dasar kecerdasan matematika. Tanpa disadari, anak-anak balita dikelilingi angka-angka setiap hari!  Membantu mereka mengenali angka dan menangkap konsep matematika yang berbeda-beda pada usia dini akan menyiapkan mereka untuk menyukai matematika dan meraih sukses dalam belajar.

Permainan dan aktivitas matematika sangat bermanfaat bagi anak-anak balita.
Anak-anak balita umumnya ingin tahu tentang segala sesuatu di sekitar mereka. Mereka berada pada usia dimana plastisitas otak mereka sangat tinggi, sehingga mereka menerima gagasan dan konsep dengan mudah. Akibatnya, pertumbuhan dan pembelajaran mereka meningkat secara signifikan.

Orangtua dan guru dapat mengajak anak-anak balita melakukan aktivitas matematika yang mudah dan menyenangkan bersama anak-anak. Dengan mengintegrasikan matematika dalam kegiatan mereka sehari-hari, anak-anak balita mulai menikmati proses pembelajaran matematika dan mampu menangkapnya dengan lebih baik.

Bagaimana memperkenalkan konsep matematika yang berbeda-beda kepada anak-anak Balita?
Mengajarkan  konsep-konsep matematika kepada anak kecil mudah dan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Matematika untuk anak-anak balita bukan hanya sekedar menghitung. Konsep-konsep angka, pengukuran, jumlah, pengelompokan,  waktu,  perlahan-lahan terbentuk pada tahun-tahun ini.

Pengukuran.  Melibatkan anak dengan berbagai konsep pengukuran adalah awal yang penting dan menyenangkan. Misalnya anak anda sangat bangga menceritakan pada orang lain bahwa ia “lebih besar” daripada adik atau sepupu bayinya.  Ia juga senang menunjukkan bahwa kakaknya “lebih tinggi” daripada kursi makan. Anak-anak kecil menggunakan persepsi untuk menebak mana yang lebih banyak ataupun lebih berat.  Oleh karena itu anak kecil sering mengira bahwa ia mendapatkan jus yang lebih banyak hanya karena gelasnya lebih tinggi. Anda perlu sering-sering membantu anak anda untuk mengukur dengan akurat dan menunjukkan bahwa gelas lebih tinggi belum tentu memiliki lebih banyak isi, kapas satu plastik besar belum tentu lebih berat dari batu kecil, dst.

Konsep Waktu. Anda dapat mengenalkan konsep waktu dengan membahas waktu sekarang ini – pagi, siang, sore atau malam. Untuk anak yang lebih besar, anda bisa mengajarkan tentang nama-nama hari dan bulan. Juga konsep waktu berdasarkan jam, misalnya jam berangkat dan pulang sekolah, kerja.

Klasifikasi. Anak-anak perlu berlatih sebanyak mungkin untuk mengelompokkan. Kalau diperhatikan di sekeliling kita, sebenarnya kita selalu menggunakan pengelompokan. Coba lihat buku telpon yang dikelompokkan berdasarkan abjad, nomor rumah berdasarkan urutan angka, susunan barang-barang di supermarket dan toko-toko, dst.  Sangat berguna untuk melatih klasifikasi bagi anak balita untuk memahami konsep matematika.  
  • Minta anak membantu anda mengelompokkan barang dapur (sendok besar, sendok kecil, garpu), pakaian bersih (pakaian dalam, kaos kaki, kaos, celana) ataupun pakaian kotor (berdasarkan warna).
  • Susun balok kayu berwarna berurutan misalnya kuning, merah, biru. Minta anak mengulang pola yang sama dengan mengurutkan sisa balok kayu.
  • Lakukan hal yang sama dengan bentuk balok kayu yang berbeda. Misalnya: segitiga, lingkaran, persegi panjang. Minta anak meneruskan dengan pola yang sama.
  • Berburu bentuk. Ada berapa benda yang bentuknya bulat, persegi panjang di dalam ruang tamu? Kelompokkan benda berdasarkan berat ringannya.
  • Layangkan imajinasi anak dengan membayangkan bersama: apa saja yang bisa dikendarai? Hewan apa saja yang bisa terbang? Apa saja yang bisa berenang?
  • Minta anak menyebutkan benda-benda yang terbuat dari kayu, besi, plastik, kain.
  • Naikkan tantangannya dengan berburu barang dengan 2 ciri-ciri, misalnya carilah barang yang kecil dan berat, segitiga dan mulus, dst.
Sebelum bisa berhitung. Anak kecil suka menirukan menyebutkan angka “satu, dua, tiga…” namun mereka belum memahami makna angka tersebut. Ketika anak melihat sekeranjang jeruk bali dan sekeranjang jeruk nipis, mereka seringkali mengira bahwa ada lebih banyak jeruk bali dalam keranjang dibanding jeruk nipis karena keranjangnya lebih besar. Untuk membantu mereka memahami arti angka, mereka perlu bermain “pasangan,” yaitu memasangkan angka pada benda. Minta anak mengeluarkan satu bali dan sebutkan angkanya, kemudian anda melakukan hal yang sama pada jeruk nipis.  Lakukan seterusnya sampai jeruk habis. Bila proses ini terus diulang dengan menggunakan obyek yang berbeda, anak akan memahami konsep angka dan berhitung menjadi hal yang mudah baginya.  

Pengenalan angka dan berhitung.
  • Berikan gambar angka-angka yang telah dipotong kepada anak balita. Biarkan mereka mengenal angka-angka dan mengurutkannya.
  • Yang satu ini adalah permainan untuk di perjalanan jika anda ingin anak balita anda tenang dan sibuk.  Berikan sebuah angka kepada anak dan mintalah ia mencarinya pada plat nomor kendaraan lain, papan iklan dan sebagainya.
  • Berikan segenggam permen dan mintalah anak untuk membaginya rata dengan teman-temannya.
  • Bermain sambil berhitung. Mintalah anak menghitung semua potongan balok kayu, boneka atau mainan yang mereka miliki.
  • Mulailah mengajak anak balita anda melakukan aktivitas-aktivitas ini dan buatlah belajar matematika menyenangkan! Anda dapat juga menggabungkan dengan aktivitas anda sendiri yang akan membantu mereka berpindah dari sekedar menghitung ke memahami penambahan, pengurangan, perkalian dan seterusnya.